العارية
{فصل}
في
أحكام العارية.
وهي
بتشديد الياء في الأفصح مأخوذة من عار
إذا ذهب.
وحقيقتها
الشرعية إباحة الانتفاع من أهل التبرع
بما يحل الانتفاع به مع بقاء عينه ليرده
على المتبرع.
وشرط
المعير صحة تبرعه وكونه مالكا لمنفعة ما
يعيره.
فمن
لا يصح تبرعه كصبي ومجنون لا تصح إعارته.
ومن
لا يملك المنفعة كمستعير لا تصح إعارته
إلا بإذن المعير.
وذكر
المصنف ضابط المُعار في قوله:
(وكل
ما يمكن الانتفاع به)
منفعةً
مباحةً (مع
بقاء عينه جازت إعارته)؛
فخرج بمباحة آلةُ اللهو، فلا تصح إعارتها؛
وببقاء عينه إعارةُ الشمعة للوقود، فلا
تصح.
وقوله:
(إذا
كانت منافعه آثارا)
مخرج
للمنافع التي هي أعيان كإعارة شاة للبنها
وشجرةٍ لثمرتها ونحو ذلك؛ فإنه لا يصح.
فلو
قال لشخص:
خذ
هذه الشاة فقد أبحتُك دَرَّها ونسلها،
فالإباحة صحيحة والشاة عارية.
(وتجوز
العارية مطلقا)
من
غير تقييد بوقت (ومقيدا
بمدة)
أي
بوقتٍ كأعَرتُك هذا الثوب شهرا.
وفي
بعض النسخ «وتجوز
العارية مطلقة ومقيدة بمدة».
وللمعير
الرجوع في كل منهما متى شاء.
PINJAMAN
(fasol)
menerangkan hukkum pinjam-meminjam. Ariyyah dengan tasydid pada ya’
dalam bahsa yang lebih fasih diambil dari kata mengembara ketika ia
telah pergi. Dan hakikatnya menurut syara’ adalah membolehkan
memanfaatkan dari orang baik/dermawan pada barang yang halal untuk
dimanfaatkan serta tetapnya barang untuk bisa dikembalikan pada orang
ahli sedekah tadi. Dan disyaratkan bagi yang meminjamkan sahnya
menderma, barang tersebut miliknya untuk kemanfatan barang yang
dipinjamkan. Bagi mereka yang tidak sah meminjamkan seperti anak
kecil, orang gila, maka tidak sah peminjaman atas mereka. Dan bagi
yang tidak mempunyai hak manfaat seperti orang yang juga meminjam,
maka hal itu tidak sah kecuali atas izin pemberi pinjaman. Dan
musonnif menyebut kriteria yang dipinjam dalam perkataannya (dan
setiap sesuatu yang bisa diambil manfaatnya) manfaat yang dibolehkan
(dan juga tetapnya wujud barangnya, maka boleh juga peminjamannya)
keluar dari kata mubahah yaitu alat hiburan, maka tidak sah
meminjamkannya. Dan dengan kata baqo’, meminjamkan lilin untuk kayu
bakar, maka hla ini tidak sah. Dan perkataannya (jika manfaatnya
berupa bekas) yang mengeluarkan manfaat berupa bentuk wujud barang,
seperti meminjam kambing untuk memanfaatkan air susunya, atau
meminjam pohon untuk buahnya, hal ini tidak bpleh. Jika berkata pada
seseorang “ambillah kambing ini, saya membolehkan kamu mengambil
air susunya dan keturunannya, maka pembolehannya sah, dan kambing
adalah a’riyah.
(a’riyah
itu boleh secara mutlaq) tanpa qoyyid waktu (dan dengan batasan
waktu) yaitu dengan waktu, seperti saya pinjamkan baju ini padamu
sebulan. Dan dalam sebagian naskah “dan ariyah itu boleh secara
mutlaq dan dibatasi waktu”. Dan bagi pemberi pinjaman dibolehkan
mencabut akad peminjaman dari setiap keduanya/muir dan mustair kapan
saja jika ia mau.
(وهي)
أي
العارية إذا تلفت، لا باستعمال مأذون فيه
(مضمونة
على المستعير بقيمتها يوم تلفها)
لا
بقيمتها يوم طلبها، ولا بأقصى القِيَم.
فإن
تلفت باستعمال مأذون فيه كإعارة ثوب
للُبسه فانسحق أو انمحق بالاستعمال فلا
ضمان.
(dan
itu) a’riyah, jika rusak bukan karena penggunaan yang diperbolehkan
(tertanggung oleh peminjam sesuai harganya di hari rusaknya) bukan
harga di hari peminjaman, dan juga bukan harga terendah. Jika rusak
karena penggunan yang dibolehkan, seperti meminjam baju untuk
dipakai, kemudian menjadi lumat atau lenyap karena dipakai maka tidak
perlu tanggungan/jaminan
No comments:
Post a Comment